Selasa, 13 Maret 2012

Dirt Jump part II

   Yap, udah lama gak posting nih . sibuk (nyibuk) haha . oke kali ini mau ngelanjutin seluk beluk soal dirt jump .

Fork 

   Fork yang digunakan untuk DJ (Dirt Jump) memiliki spesifikasi khusus, yang perlu diperhatikan adalah travel dan ukuran AS dari fork tersebut, biasanya travel yang dipergunakan untuk bermain DJ adalah 80 - 100. Lebih dari itu akan terlalu empuk dan tidak enak digunakan untuk bermain DJ. Dan ukuran dari AS pada umumnya adalah QR ( Quick Release ), TA 15 dan TA 20, jangan lupa menyesuaikan AS pada fork dan hub yang akan digunakan.

Ada 2 Jenis Fork yang digunakan pada sepeda DJ, yaitu :
  • Fork Suspensi 
    Fork bersuspensi adalah fork yang banyak digunakan di sepeda MTB pada umumnya. Fungsi utamanya adalah untuk meredam getaran yg diterima oleh tangan sehingga tangan tidak terasa pegal/sakit.








  • Fork Rigid
    Fork ini merupakan fork yang tidak memiliki suspensi, sehingga akan terasa seperti BMX.








Rims

   Rims yang digunakan pada DJ adalah rims yang memiliki profil double wall, yaitu memiliki 2 lapisan pada rims tersebut













Hub / Freehub
   
   Hub / Freehub pada dirt jump biasanya dibagi menjadi 2, yaitu :
  •  Multispeed
 








  • Singlespeed
 










Ban 

   Ban yang biasa dipakai (direkomendasikan) untuk Dirt Jump adalah :

1. Maxxis Holy Roller
2. Maxxis High Roller
3. Kenda Small Block Eight
4. Schwalbe Table Top
5. Dan masih banyak lagi...











 Brakes

   Rem yang biasa dipakai para DJ'ers ( sebutan untuk pecinta DJ ) biasanya menggunakan 1 rem saja pada bagian belakang tetapi tergantung kepada pengendara DJ tersebut, ada yang menggunakan 2 rem bahkan breakless, jadi tergantung kemantapan hati untuk memilihnya.

Ada 2 jenis rem yang digunakan antara lain :
  • Mechanic
    yaitu rem yang menggunakan kabel rem
  • Hidrolik
    yaitu rem yang sudah menggunakan mineral oli atau minayk rem pada sepeda motor












Crank
   Crank yang digunakan pada DJ umumnya memiliki BB ( Bottom Bracket ) yang mengadopsi teknologi Hollowtech II karena diklaim lebih kuat dan kokoh, ada juga yang menggunakan crank 3 piece seperti yang digunakan pada BMX.










Stem dan Handlebar

   Stem yang digunakan biasanya stem yang pendek karena lebih mudah dikendalikan, sedangkan handlebar yang digunakan biasanya memiliki rise yang tinggi.
















Pedal

   Pedal yang digunakan pada DJ adalah pedal yang flat dan menggunakan pin sehingga nge-grip di sepatu















Asesoris


  • Bashguard
    Berguna untuk melindungi chain ( rantai ) dari benturan












  • Chain Tensioner
    Berguna untuk mengatasi kesulitan rantai yang kendor, cocok diaplikasikan pada singlespeed









  • Chain Guide
    Berguna sebagai penuntun rantai agar tidak mudah terlepas saat kita melompat, cocok diaplikasikan pada multispeed
       







Cukup segini dulu aja post-nya, jika ada yang kurang mohon dikoreksi :D

Jumat, 02 Maret 2012

Dirt Jump part I

   Sepeda Dirt Jump merupakan salah satu olahraga extreme yang mulai digemari saat ini, namun orang awam terkadang melihatnya sepeda ini tidak ada bedanya dengan MTB ( Mountain Bike ) pada umumnya. Padahal dari segi geometri frame ( kerangka sepeda ) saja berbeda, pada dasarnya Dirt Jump berkiblat pada sepeda BMX yang tidak hanya sekedar gowes saja, namun ada trick ( freestyle ) yang dapat dilakukan disaat berada di udara.  



Berikut ini adalah gambar geometri frame Dirt Jump :     










Material frame sendiri terbagi menjadi 3 berdasarkan kelenturan, kekuatan, dan beratnya :
  • Allumunium ( Alloy )
    Material ini adalah material yang paling banyak digunakan pada sepeda biasanya. Kelebihan material ini ringan, tetapi kekurangannya terletak pada kekuatannya yang kurang meyakinkan.
  • High Tensile ( Hi - Ten )
    Material ini lebih berat daripada Allumunium ( Alloy ) namun dalam hal kekuatan Hi - ten lebih unggul.
  • Chromoly (Cro-Mo) Material ini adalah material campuran dari Chromium dan Molybdenum, sehingga disebut Chromoly. Sifat material ini sangat keras, kuat, dan kaku namun tetap ringan.

Jadi tentukan sendiri, material apa yang cocok untuk dipakai : )

Untuk keterangan lebih lengkap, tunggu besok ya . Mata udah gak kuat nih . hehe





Sejarah

   Seperti ditulis Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda diperkirakan berasal dari Perancis. Menurut kabar sejarah, negeri itu sudah sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Bertahun-tahun, velocipede menjadi satu-satunya istilah yang merujuk hasil rancang bangun kendaraan dua roda.
   Yang pasti, konstruksinya belum mengenal besi. Modelnya pun masih sangat "primitif". Ada yang bilang tanpa engkol, pedal tongkat kemudi (setang). Ada juga yang bilang sudah mengenal engkol dan setang, tapi konstruksinya dari kayu.
   Adalah seorang Jerman bernama Baron Karls Drais von Sauerbronn yang pantas dicatat sebagai salah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang Baron sebagai dandy horse.
   Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu bukan mesin seperti yang dimiliki sepeda motor, tapi lebih mirip pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun sudah "berani" menghubungkan engkol tadi dengan tongkat kemudi (setang sederhana).
   Sedangkan ensiklopedia Britannica.com mencatat upaya penyempurnaan penemu Perancis, Ernest Michaux pada 1855, dengan membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda lebih stabil. Makin sempurna setelah orang Perancis lainnya, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg). Lallement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
   Namun kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor safety dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Setengah bercanda, masyarakat menjuluki sepeda Lallement sebagai boneshaker (penggoyang tulang).
   Sehingga tidak heran jika di era 1880-an, sepeda tiga roda yang dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama di Coventry, Inggris pada 1885. Pabrik yang didirikan James Starley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin. Laju sepeda pun tak lagi berguncang.
   Penemuan lainnya, seperti rem, perbandingan gigi yang bisa diganti-ganti, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu, berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropasebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan mobil dan sepeda motor, sepeda tetap punya pemerhati. Bahkan penggemarnya dikenal sangat fanatik.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sepeda